KISAH PILOT, PESAWAT TERBANG DAN PARA AWAKNYA
Sebuah Renungan : “Mengapa Kita Harus Ada Di Sini ?”
Oleh : Mr.Lim
Perputaran baling-baling pesawat terbang itu membutuhkan tenaga yang lebih besar lagi. Sementara konsentrasi, komitmen dan perhatian dari pilot mesti segera ditingkatkan sedemikian rupa agar supaya tidak lekas goyah ketika menghadapi terpaan angin, guntur, hujan dan terik matahari dan lain-lain yang akan mengganggu keindahan dan kelancaran terbangnya pesawat itu. Untuk itu, tidak cukup semata-mata hanya mengandalkan tempaan eksternal oleh ‘Sang Pelatih’, melainkan juga perhitungan, kematangan dan evaluasi secara pribadi oleh si pilot sendiri mutlak diperlukan.
Kita tidak sedang melakukan perjalanan penerbangan jarak dekat, melainkan penerbangan yang siapapun dari kita tidak pernah tahu kapan mesti mendarat di landasan perhentian. Jadi, tentu saja bekal dan kesiapan fisik serta mental menjadi syarat mutlak menghadapi penerbangan jauh.
Ketika mesin sudah dihidupkan, baling-baling mulai berputar, si pilot beserta awak yang lain mestinya sudah tahu kemana arah yang dituju, dari mana mereka berangkat, bagaimana rute medan yang hendak ditempuh, apa yang mesti disiapkan, strategi apa yang harus dilakukan nantinya bila harus menghadapi rintangan dan hambatan yang selama perjalanan, dan lain sebagainya.
Pesawat itu pun akhirnya mulai diterbangkan. Pemandangan yang berbeda pun nampak warnanya. Sementara si pilot beserta awaknya kini mencapai ketinggian yang termasuk lumayan, sambil terus memperhatikan kemudi dan memandang keadaan sekitar demi tetap terjaganya kestabilan pesawat.
Tidak terasa perjalanan penerbangan sudah memasuki bilangan jam, hari bahkan minggu, bulan dan tahun. Beberapa awak sepertinya mulai merasa mabuk udara, mengeluh sakit, pusing-pusing dan sulit bernafas lega. Sedangkan yang lain ada yang mengharapkan perjalanan dihentikan sejenak guna istirahat. Sebagian yang lain meminta pilot untuk mempercepat terbangnya pesawat. Ada juga yang tenang-tenang saja tidak peduli keadaan teman-teman awak yang lain. Satu dua orang awak pesawat, lama kelamaan menjadi kesal juga melihat tingkah sebagian awak yang lain. Sementara itu, diam-diam awak yang rada kecewa dengan pilot pun ikut-ikutan latah menuntut hal yang bahkan mungkin lebih aneh dan sulit dimengerti baik bagi pilot maupun sebagian awak yang lainnya. Namun begitu, untung saja tidak satu pun dari awak pesawat itu yang berniat terjun payung apalagi terjun bebas.
Ternyata, lain awak lain pula pilotnya. Meski sempat bingung, kesal dan khawatir dengan tuntutan serta keinginan awak-awaknya, namun si pilot tetap tegar, sabar dan kukuh. Baginya, itu semua adalah merupakan resiko dari sebuah perjalanan penerbangan panjang yang telah berulang kali ia lakukan dan rasakan.
Akhirnya, si pilot malah memilih untuk mencoba menenangkan diri, serta tidak terlalu ambil pusing dengan tuntutan ini dan itu, sambil terus menerbangkan pesawat karena memang perjalanan yang harus ditempuh masih jauh dan terpaan cuaca yang dihadapi kian berat dan menantang. Jadi, “Konsentrasilah dan tetap waspada !”, seru si pilot.
“Ya memang betul apa yang dikatakan si pilot !”, ujar dua tiga awak pesawat seraya menyetujui apa yang dikatakan pilot. “Lebih baik kita berkonsentrasi dan tetap fokus pada arah tujuan kita !”, lanjut mereka. “Daripada banyak mengeluh, lebih baik lakukan sesuatu yang bisa membantu si pilot agar kita bisa segera sampai ke tujuan !”, sergah yang lain.
Dengan kondisi awak yang ada, terpaan cuaca buruk yang kian hebat terus dihadapi. Perlahan tapi pasti akhirnya pesawat itu mulai terbang rendah dan akhirnya mendarat untuk mengisi bahan bakar pesawat, istirahat sejenak guna menghadapi penerbangan selanjutnya yang semakin berat.
Demikianlah, akhirnya pesawat dan baling-baling berhenti, singgah sebentar walau pilot dan awaknya tetap ingin segera melanjutkan penerbangan untuk tugas mulia di depan mata yang lebih berat lagi. Namun sepertinya harus tertunda beberapa saat guna mendinginkan mesin pesawat yang agak rewel supaya sehat kembali, menata ulang formasi awak yang ada, sekaligus memompa kembali moril dan semangat beberapa awak pesawat yang sempat mengeluh selama perjalanan penerbangan sebelumnya.
Akankah pesawat itu segera terbang kembali ? Dengan pilot yang sama atau justru diganti dengan pilot lainnya ? Antusias dan semangatkah para awak pesawat tersebut untuk tetap melanjutkan penerbangan meskipun kelak dipimpin oleh pilot yang sama atau bisa jadi berbeda ? Dapatkan jawabannya pada edisi berikutnya.
Motivator Nasional - Konsultan SDM & Pengembangan Diri, Tim dan Organisasi. Sejak Tahun 1998 Berpengalaman Melayani Training, Workshop, Seminar dan Outbound untuk Instansi dan Perusahaan, Kampus dan Sekolah. Call Center : 0813.10.989.061 | Telefax : (021) 7345-2914
Senin, 29 September 2008
Minggu, 28 September 2008
POJOK SIP & TOP Pekan Ini By Mr.Lim
Salam SIP & TOP !
JEMBATAN ITU BERNAMA SADAR
Oleh : Limpad Hadi Pratama alias Mr.Lim*
Setiap orang memiliki kesempatan untuk meraih sukses. Karena setiap orang memiliki sumber daya dalam dirinya. Hanya persoalannya adalah bahwa kebanyakan orang tidak mengerti bagaimana mengejarnya dan mereka pun bahkan tidak menyadari bahwa dalam diri mereka terdapat tambang emas yang luar biasa besarnya yang siap digali setiap waktu dan dapat dimanfaatkan untuk apa saja. Tambang emas tersebut adalah potensi diri dalam berbagai wujud energi potensial yang belum dimanfaatkan secara maksimal imajinasi, emosi dan motivasi.
Manusia diciptakan dalam keadaan terbaik, bagaimanapun keadaannya. Tidak ada kekurangan atau kelemahan dalam diri manusia, yang ada hanyalah manusia tersebut belum mampu mengelola apa yang disebutnya “kelemahan atau kekurangan” menjadi sebuah potensi yang luar biasa. Kadang-kadang “kelemahan atau kekurangan” itu justru menjadi sumber kekuatan paling dahsyat menuju kesuksesan seseorang, tentunya harus diikuti dengan kerja keras dan ketekunan.
Fenomena Tukul Arwana misalnya. Seseorang yang menurut pandangan umum mempunyai banyak kekurangan. Mulai dari wajahnya yang “katro”, bibirnya yang panjang, sampai dengan “pengetahuannya yang pas-pasan”. Namun justru dengan bermodalkan itu semua, Tukul mampu mengolahnya menjadi bahan lawakan yang mengundang banyak tawa. Bahkan sekarang Tukul Arwana telah menjelma menjadi pelawak tersukses. Wajah “Ndeso” rejeki “Kota”, begitulah kira-kira julukannya. Melalui kristalisasi keringat dan air mata, kesadaran diri untuk bersyukur atas semua yang diberikan oleh Allah kepadanya adalah merupakan kunci suksesnya.
Akan menjadi seperti Apa seseorang di kemudian hari akan sangat tergantung seberapa konsisten ia menempa dirinya untuk menjadi seperti yang diinginkannya. Akan sampai dimana seseorang pada waktu tertentu, sangat tergantung dengan ikhtiar yang dilakukan serta rute jalan yang ia tempuh.
Oleh karenanya kita butuh sebuah jembatan. Mengapa jembatan ? Sebagaimana fungsinya maka jembatan diharapkan akan bisa menjadi alat penghubung yang akan mengantarkan kita menuju suatu tempat di seberang sana yang mungkin dipisahkan oleh sungai dan lain-lain.
Bahkan dengan jembatan, kita bisa mengefisienkan waktu tempuh untuk bisa tiba di lokasi yang kita inginkan. Bagaimana tidak, jalan yang seharusnya kita tempuh dengan rute yang memutar, bisa kita perpendek jaraknya dengan membuat sebuah jembatan sehingga waktu tempuhnya lebih cepat.
Kita juga sering menjumpai sebuah tempat yang sudah terhubung oleh jalan baik lurus, ke kiri maupun ke kanan, di atasnya melintas sebuah jembatan layang (fly over). Hal ini menunjukkan bahwa jembatan juga berfungsi untuk menghindari lalu lintas yang begitu padat dan tidak terjebak dalam kemacetan yang terjadi persimpangan jalan sehingga kita dapat melaju dengan lebih cepat.
Nah begitu juga untuk bisa melakukan perubahan ke depan pada diri kita, maka dibutuhkan sebuah jembatan.
Jembatan yang akan menghubungkan kita hari ini dengan kita di masa depan. Jembatan yang akan memastikan kita bisa tiba di sebuah tempat yang kita inginkan di masa datang.
Jembatan yang akan memangkas jarak & waktu untuk bisa merealisasikan impian dan cita-cita menjadi manusia baru yang lebih baik.
Sebuah jembatan yang bisa menghindarkan diri kita dari kemungkinan mengalami kemandekan atau kemacetan yang menyebabkan jalan perubahan diri kita jadi terhambat bahkan terperangkap oleh frustrasi yang mendera yang berujung pada terhentinya laju proses perjalanan menuju kesuksesan.
Lalu muncul sebuah pertanyaan. Apakah jembatan yang dimaksud di atas ?
Sejak diciptakan, manusia dibekali oleh Allah dengan empat potensi dasar. Satu di antaranya yang terpenting adalah kesadaran diri. Ya benar, jembatan itu bernama kesadaran diri. Kesadaran diri adalah kemampuan manusia untuk memahami diri sendiri, orang lain, dan dunia ini. Dengan kesadaran diri inilah manusia dapat mendeteksi kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginannya. Kesadaran diri akhirnya menggerakan manusia untuk bermimpi, membuat tujuan, dan cita-cita. Dengan adanya kesadaran diri, maka jalan menuju ke titik perubahan itu akan semakin mudah untuk ditempuh.
Sadar adalah jembatan perubahan. Sadar bahwa kesuksesan berawal dari kuatnya impian (The Power of Dream). Sadar bahwa impian tersebut harus dilanjutkan dengan membuat tujuan dan cita-cita (Make Our Own Future), setelah itu diiringi dengan tindakan nyata dan fokus dalam tindakan (Take Action And Focus).
Ya, begitulah ternyata, sadar yang hanya terdiri dari lima huruf ini merupakan jembatan kita menuju ke perubahan.
Namun untuk mampu melakukan perubahan menuju masa depan yang penuh dengan keberhasilan dibutuhkan jembatan-jembatan lain diperjalanan selanjutnya, yakni jembatan imajinasi, hati nurani, dan kehendak bebas yang akan kita telusuri satu persatu di edisi selanjutnya.
Anda tentu masih ingat dengan lirik lagu yang berjudul “Akhirnya”, yang sempat dipopulerkan oleh Group Band GIGI berikut ini :
Kusadari akhirnya
Kerapuhan imanku
Telah membawa jiwa dan ragaku
Ke dalam dunia yang tentu arah
Kusadari akhirnya
Kau tiada duanya
Tempat memohon beraneka pinta
Tempat berlindung dari segala marabahaya
Oh Tuhan Mohon Ampun atas dosa dan dosa
Selama ini, aku tak menjalankan perintah-Mu
Tak pedulikan Nama-Mu
Tenggelam melupakan Diri-Mu
Oh Tuhan Mohon Ampun atas dosa dan dosa
Sempatkanlah aku bertobat hidup dijalan-Mu
Tuk penuhi kewajibanku
Sebelum tutup usia kembali pada-Mu
Oleh karena itu marilah kita segera “SADAR”.
S-enantiasa Dekatkan Diri pada Ilahi
A-sah Fikir dan Nurani
D-engarkan Apa Kata Hati
A-malkan Selagi Mampu
R-enungkan Apa Saja yang Telah kau lakukan
Sampai bertemu di edisi selanjutnya dengan jembatan-jembatan yang lain.
* Penulis adalah Direktur The LIGHT Institute yang bernaung di bawah Yayasan Cahaya Fajar Jakarta
JEMBATAN ITU BERNAMA SADAR
Oleh : Limpad Hadi Pratama alias Mr.Lim*
Setiap orang memiliki kesempatan untuk meraih sukses. Karena setiap orang memiliki sumber daya dalam dirinya. Hanya persoalannya adalah bahwa kebanyakan orang tidak mengerti bagaimana mengejarnya dan mereka pun bahkan tidak menyadari bahwa dalam diri mereka terdapat tambang emas yang luar biasa besarnya yang siap digali setiap waktu dan dapat dimanfaatkan untuk apa saja. Tambang emas tersebut adalah potensi diri dalam berbagai wujud energi potensial yang belum dimanfaatkan secara maksimal imajinasi, emosi dan motivasi.
Manusia diciptakan dalam keadaan terbaik, bagaimanapun keadaannya. Tidak ada kekurangan atau kelemahan dalam diri manusia, yang ada hanyalah manusia tersebut belum mampu mengelola apa yang disebutnya “kelemahan atau kekurangan” menjadi sebuah potensi yang luar biasa. Kadang-kadang “kelemahan atau kekurangan” itu justru menjadi sumber kekuatan paling dahsyat menuju kesuksesan seseorang, tentunya harus diikuti dengan kerja keras dan ketekunan.
Fenomena Tukul Arwana misalnya. Seseorang yang menurut pandangan umum mempunyai banyak kekurangan. Mulai dari wajahnya yang “katro”, bibirnya yang panjang, sampai dengan “pengetahuannya yang pas-pasan”. Namun justru dengan bermodalkan itu semua, Tukul mampu mengolahnya menjadi bahan lawakan yang mengundang banyak tawa. Bahkan sekarang Tukul Arwana telah menjelma menjadi pelawak tersukses. Wajah “Ndeso” rejeki “Kota”, begitulah kira-kira julukannya. Melalui kristalisasi keringat dan air mata, kesadaran diri untuk bersyukur atas semua yang diberikan oleh Allah kepadanya adalah merupakan kunci suksesnya.
Akan menjadi seperti Apa seseorang di kemudian hari akan sangat tergantung seberapa konsisten ia menempa dirinya untuk menjadi seperti yang diinginkannya. Akan sampai dimana seseorang pada waktu tertentu, sangat tergantung dengan ikhtiar yang dilakukan serta rute jalan yang ia tempuh.
Oleh karenanya kita butuh sebuah jembatan. Mengapa jembatan ? Sebagaimana fungsinya maka jembatan diharapkan akan bisa menjadi alat penghubung yang akan mengantarkan kita menuju suatu tempat di seberang sana yang mungkin dipisahkan oleh sungai dan lain-lain.
Bahkan dengan jembatan, kita bisa mengefisienkan waktu tempuh untuk bisa tiba di lokasi yang kita inginkan. Bagaimana tidak, jalan yang seharusnya kita tempuh dengan rute yang memutar, bisa kita perpendek jaraknya dengan membuat sebuah jembatan sehingga waktu tempuhnya lebih cepat.
Kita juga sering menjumpai sebuah tempat yang sudah terhubung oleh jalan baik lurus, ke kiri maupun ke kanan, di atasnya melintas sebuah jembatan layang (fly over). Hal ini menunjukkan bahwa jembatan juga berfungsi untuk menghindari lalu lintas yang begitu padat dan tidak terjebak dalam kemacetan yang terjadi persimpangan jalan sehingga kita dapat melaju dengan lebih cepat.
Nah begitu juga untuk bisa melakukan perubahan ke depan pada diri kita, maka dibutuhkan sebuah jembatan.
Jembatan yang akan menghubungkan kita hari ini dengan kita di masa depan. Jembatan yang akan memastikan kita bisa tiba di sebuah tempat yang kita inginkan di masa datang.
Jembatan yang akan memangkas jarak & waktu untuk bisa merealisasikan impian dan cita-cita menjadi manusia baru yang lebih baik.
Sebuah jembatan yang bisa menghindarkan diri kita dari kemungkinan mengalami kemandekan atau kemacetan yang menyebabkan jalan perubahan diri kita jadi terhambat bahkan terperangkap oleh frustrasi yang mendera yang berujung pada terhentinya laju proses perjalanan menuju kesuksesan.
Lalu muncul sebuah pertanyaan. Apakah jembatan yang dimaksud di atas ?
Sejak diciptakan, manusia dibekali oleh Allah dengan empat potensi dasar. Satu di antaranya yang terpenting adalah kesadaran diri. Ya benar, jembatan itu bernama kesadaran diri. Kesadaran diri adalah kemampuan manusia untuk memahami diri sendiri, orang lain, dan dunia ini. Dengan kesadaran diri inilah manusia dapat mendeteksi kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginannya. Kesadaran diri akhirnya menggerakan manusia untuk bermimpi, membuat tujuan, dan cita-cita. Dengan adanya kesadaran diri, maka jalan menuju ke titik perubahan itu akan semakin mudah untuk ditempuh.
Sadar adalah jembatan perubahan. Sadar bahwa kesuksesan berawal dari kuatnya impian (The Power of Dream). Sadar bahwa impian tersebut harus dilanjutkan dengan membuat tujuan dan cita-cita (Make Our Own Future), setelah itu diiringi dengan tindakan nyata dan fokus dalam tindakan (Take Action And Focus).
Ya, begitulah ternyata, sadar yang hanya terdiri dari lima huruf ini merupakan jembatan kita menuju ke perubahan.
Namun untuk mampu melakukan perubahan menuju masa depan yang penuh dengan keberhasilan dibutuhkan jembatan-jembatan lain diperjalanan selanjutnya, yakni jembatan imajinasi, hati nurani, dan kehendak bebas yang akan kita telusuri satu persatu di edisi selanjutnya.
Anda tentu masih ingat dengan lirik lagu yang berjudul “Akhirnya”, yang sempat dipopulerkan oleh Group Band GIGI berikut ini :
Kusadari akhirnya
Kerapuhan imanku
Telah membawa jiwa dan ragaku
Ke dalam dunia yang tentu arah
Kusadari akhirnya
Kau tiada duanya
Tempat memohon beraneka pinta
Tempat berlindung dari segala marabahaya
Oh Tuhan Mohon Ampun atas dosa dan dosa
Selama ini, aku tak menjalankan perintah-Mu
Tak pedulikan Nama-Mu
Tenggelam melupakan Diri-Mu
Oh Tuhan Mohon Ampun atas dosa dan dosa
Sempatkanlah aku bertobat hidup dijalan-Mu
Tuk penuhi kewajibanku
Sebelum tutup usia kembali pada-Mu
Oleh karena itu marilah kita segera “SADAR”.
S-enantiasa Dekatkan Diri pada Ilahi
A-sah Fikir dan Nurani
D-engarkan Apa Kata Hati
A-malkan Selagi Mampu
R-enungkan Apa Saja yang Telah kau lakukan
Sampai bertemu di edisi selanjutnya dengan jembatan-jembatan yang lain.
* Penulis adalah Direktur The LIGHT Institute yang bernaung di bawah Yayasan Cahaya Fajar Jakarta
INSPIRASI SIP & TOP dari Mr.Lim Hari Ini !
Mr.Lim Mengikuti ESQ Training Eksekutif Menpora Angkatan Pertama
Mr.Lim & Famly - My Family, My Best Inspiration
Back To Your Family and You'll Get The Best Inspiration About Life, Love, Leadership, Management, Etc.
Mr.Lim (berbaju hitam) bersama Keluarganya. Menikmati Indahnya Kebersamaan saat Rekreasi ke Sebuah Pusat Perbelanjaan Lippo Supermal Karawaci Tangerang. Tampak Mr.Lim & Sang Istri, Fitriana yang akrab disapa Pipit (34 Tahun) tersenyum Bahagia, mengapit Sang Buah Hati, Rizqie Kautsar Pratama alias Kautsar (3,5 Tahun).
My Family, My Best Inspiration.
Langganan:
Postingan (Atom)